June 6, 2025 | Other Activities
Meneladani Keikhlasan, Menyemai Ketakwaan
Hari Raya Idul Adha adalah salah satu hari besar dalam Islam yang bukan hanya dirayakan dengan suka cita, tetapi juga dengan perenungan yang mendalam. Di balik gema takbir yang menggetarkan jiwa dan semangat berbagi dalam ibadah kurban, tersimpan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan yang sangat tinggi. Idul Adha mengajak kita semua untuk merenungi makna pengorbanan sejati dan ketundukan total kepada kehendak Ilahi.
Peristiwa agung yang melatarbelakangi Idul Adha adalah kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS dua sosok yang menjadi simbol ketaatan tanpa syarat kepada Allah SWT. Ketika perintah datang kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya sebagai bentuk pengabdian kepada Allah, beliau tidak menunda atau membantah. Sementara itu, Nabi Ismail, meskipun masih muda, menerima dengan lapang dada. Mereka berdua menunjukkan bahwa cinta kepada Allah melebihi cinta kepada makhluk, bahkan kepada anak kandung sendiri.
Allah SWT mengabadikan peristiwa ini dalam Al-Qur’an:
"Maka
ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipisnya (untuk melaksanakan perintah Allah), Kami panggillah dia, 'Wahai
Ibrahim! Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.' Sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."
(QS. As-Saffat: 103–105)
Idul Adha bukanlah semata tentang menyembelih hewan kurban, melainkan menyembelih segala bentuk hawa nafsu yang menjauhkan kita dari Allah: keserakahan, kesombongan, egoisme, dan cinta dunia yang berlebihan. Kurban menjadi simbol pengorbanan diri dalam jalan ketaatan, serta wujud konkret solidaritas kepada sesama, khususnya kepada kaum dhuafa yang sangat membutuhkan.
Allah berfirman:
"Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya."
(QS. Al-Hajj: 37)
Ayat ini mengajarkan kita bahwa hakikat kurban bukan pada materi yang dikorbankan, tetapi pada nilai ketakwaan yang melandasi niat dan pelaksanaannya. Inilah inti dari setiap ibadah: mendekatkan diri kepada Allah dengan hati yang ikhlas dan bersih.
Melalui Idul Adha, kita juga diajak untuk mempererat ukhuwah islamiyah dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Dengan berbagi daging kurban, tumbuhlah rasa persaudaraan dan kepedulian yang memperkecil kesenjangan sosial dan membangun kasih sayang antarsesama.
Di tengah zaman yang semakin individualistis, peringatan Idul Adha adalah momentum untuk kembali kepada nilai-nilai ketulusan, empati, dan keberanian untuk berkorban demi kebaikan yang lebih besar.
Marilah kita jadikan Idul Adha ini sebagai titik tolak pembaruan jiwa, mempertebal keimanan, dan memperkuat semangat untuk terus meneladani Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam keikhlasan, pengabdian, dan pengorbanan yang tulus kepada Allah SWT.
BPS-Statistics Indonesia
Badan Pusat Statistik Kabupaten BlitarJl. Manukwari
Kelurahan Satrean
Kecamatan Kanigoro
Kabupaten Blitar - Jawa Timur
Indonesia
66171
Email : [email protected]